Pratama-Kreston Tax Research Center
No Result
View All Result
Jumat, 14 Maret 2025
  • Login
  • Konsultasi
  • Insight
    • Buletin
  • Analisis
    • Artikel
    • Opini
    • Infografik
  • Publikasi
    • Buku
    • Jurnal
    • Liputan Media
  • Jasa Kami
    • Annual Report
    • Sustainability Report
    • Assurance Sustainability Report
    • Kajian Kebijakan Fiskal
    • Kajian Potensi Pajak dan Retribusi Daerah
    • Penyusunan Naskah Akademik
    • Analisis Ekonomi Makro
    • Survei
      • Survei Objek Pajak Daerah
      • Survey Efektivitas Penyuluhan Pajak Daerah
      • Survei Kepuasan Masyarakat
    • Konsultasi Pajak Komprehensif
  • Tentang Kami
    • Kontak Kami
  • INDONESIA
Pratama-Kreston Tax Research Center
  • Konsultasi
  • Insight
    • Buletin
  • Analisis
    • Artikel
    • Opini
    • Infografik
  • Publikasi
    • Buku
    • Jurnal
    • Liputan Media
  • Jasa Kami
    • Annual Report
    • Sustainability Report
    • Assurance Sustainability Report
    • Kajian Kebijakan Fiskal
    • Kajian Potensi Pajak dan Retribusi Daerah
    • Penyusunan Naskah Akademik
    • Analisis Ekonomi Makro
    • Survei
      • Survei Objek Pajak Daerah
      • Survey Efektivitas Penyuluhan Pajak Daerah
      • Survei Kepuasan Masyarakat
    • Konsultasi Pajak Komprehensif
  • Tentang Kami
    • Kontak Kami
  • INDONESIA
Pratama-Kreston Tax Research Institute
No Result
View All Result

Pengamat Pajak: Negara Hanya akan Raup Sekitar Rp 20 Triliun dari Tax Amnesty Jilid II

Pratama IndomitrabyPratama Indomitra
6 Juni 2022
in Liputan Media
Reading Time: 3 mins read
125 8
A A
0
Ekonomi Membaik

Ekonomi Membaik

152
SHARES
1.9k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Kontan | Sabtu, 28 Mei 2022

Program Pengungkapan Sukarela (PPS) 2022 alias Tax Amnesty Jilid II berlangsung mulai 1 Januari 2022 hingga saat ini. Meski sudah berjalan lebih dari tiga bulan, sayangnya Tax Amnesty Jilid II masih sepi peminat.

Bahkan jika dibandingkan dengan pelaksanaan program Tax Amnesty Jilid I pada tahun 2016, nilai harta yang dilaporkan jauh lebih rendah.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu), pajak penghasilan (PPh) yang diterima negara hanya mencapai Rp 10,66 triliun hingga 28 Maret 2022.

Angka itu tersebut berbanding jauh dengan pelaksanaan program Tax Amnesty Jilid I yang mencapai Rp 94,6 triliun dalam 90 hari pertama pelaksanaannya.

Adapun total harta yang telah dilaporkan sebesar Rp 106,14 triliun. Lagi-lagi jika dibandingkan pada tiga bulan pertama pelaksanaan Tax Amnesty Jilid II juga lebih rendah yang pada saat itu mencapai Rp 3.279 triliun pada Tax Amnesty Jilid I.

Sementara itu, hingga saat ini deklarasi harta dalam negeri dan repatriasi oleh wajib pajak mencapai Rp 91,78 triliun. Sementara itu, deklarasi harta luar negeri mencapai Rp 7,74 triliun. Adapun harta yang diinvestasikan telah mencapai Rp 6,61 triliun.

Direktur Eksekutif Pratama-Kreston Tax Research Institute (TRI) Prianto Budi Saptono mengatakan bahwa hingga akhir Juni 2022 nanti, pajak penghasilan (PPh) yang diterima negara hanya berkisar Rp 20 triliun.

“Rp 20 triliun itu sudah cukup bagus karena banyak juga yang akan ikut di injury time PPS tersebut,” ujar Prianto kepada Kontan.co.id, Sabtu (28/5).

Menurut prianto, sangat berat untuk pemerintah dapat mencapai penerimaan setoran dari Tax Amnesty Jilid II Rp 100 triliun di akhir Juni 2022.

Sementara itu, potensi penerimaan pada sebulan terakhir Tax Amnesty Jilid I juga akan jauh lebih besar jika dibandingkan dengan Tax Amnesty Jilid II.

“Alasannya adalah bahwa daya tarik Tax Amnesty Jilid II ini jauh di bawah Tax Amnesty Jilid I,” katanya.

Prianto pun memberikan contoh konkretnya, seperti pembebasan sanksi pidana pajak pada Tax Amnesty Jilid I tidak ada pada Tax Amnesty Jilid II. Selain itu, ketiadaan pemeriksaan di Tax Amnesty Jilid I tidak berlaku di Tax Amnesty Jilid II.

“Kantor Pelayanan Pajak (KPP) masih dapat memeriksa meski tidak bisa menerbitkan Surat Ketetapan Pajak (SKP). Akan tetapi, KPP dapat lakukan pemeriksaan bukti permulaan, bahkan penyidikan pajak untuk informasi selain dari surat pemeberitahuan pengungkapan harta (SPPH) dan lampirannya,” pungkasnya.

Sesuai dengan Pasal 11 Ayat (1) huruf c Undang-Undang Harmonisasi Perpajakan (UU HPP), data dan informasi dari SPPH tidak dapat dijadikan sebagai dasar penyelidikan, penyidikan hingga penuntutan pidana terhadap wajib pajak.

Dari kacamata pengusaha, Ketua Umum Kamar Dagang Industri (Kadin) DKI Jakarta Diana Dewi mengatakan, perekonomian Indonesia dan perekonomian global masih belum menunjukkan peningkatan yang signifikan karena disebabkan oleh pandemi dan politik global.

Sehingga menurutnya, kondisi tersebut menyebabkan belum adanya penambahan aset yang signifikan dari para pengusaha yang belum dilaporkan.

“Kadin DKI Jakarta sendiri telah beberapa kali melakukan sosialisasi kepada para pengusaha untuk dapat semaksimal mungkin memanfaatkan program pengungkapan sukarela,” kata Diana kepada Kontan.co.id.

Dirinya juga berharap seluruh bidang usaha mulai aktif kembali dan para pengusaha dapat memaksimalkan program Tax Amnesty Jilid II ini di akhir program.

 

 

Artikel ini telah tayang dilaman Kontan.co.id dengan tautan https://nasional.kontan.co.id/news/pengamat-pajak-negara-hanya-akan-raup-sekitar-rp-20-triliun-dari-tax-amnesty-jili-ii pada 28 Mei 2022

Tags: KemenkeuMenkeuPrianto Budi SaptonoTax Amnesty
Share61Tweet38Send
Previous Post

Pengamat Pajak Ini Proyeksikan Tax Ratio Indonesia Tahun 2022 Sebesar 10,97%

Next Post

Penerimaan Pajak Naik, Pengamat Perkirakan Tax Ratio Tahun 2022 Bisa Capai 10,97%

Pratama Indomitra

Pratama Indomitra

Related Posts

Tax Buoyancy
Liputan Media

Pelemahan Daya Respons Penerimaan Pajak

19 Februari 2025
Image by freepik
Liputan Media

Skandal eFishery, Cermin Buram Tata Kelola Perusahaan

17 Februari 2025
Tata kelola Perusahaan
Liputan Media

Revisi Undang-Undang BUMN: Langkah Maju atau Tantangan Baru?

7 Februari 2025
PPN
Liputan Media

Menyoal Keberpihakan dalam Kebijakan Pajak

5 Februari 2025
Cukai MBDK
Liputan Media

Merancang Cukai Minuman Berpemanis yang Terintegrasi

4 Februari 2025
Foto oleh yusuf habibi
Liputan Media

Dilema Pajak Kelas Menengah, PTKP Turun atau PPN Naik jadi 12%?

23 Desember 2024
Next Post

Penerimaan Pajak Naik, Pengamat Perkirakan Tax Ratio Tahun 2022 Bisa Capai 10,97%

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Instansi Anda memerlukan jasa berupa kajian kebijakan fiskal, pajak dan retribusi daerah, penyusunan naskah akademik, ataupun jasa survei?

Atau, Perusahaan Anda membutuhkan pendampingan dalam menyusun Laporan Tahunan (Annual Report) atau Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report)?

Konsultasikan kepada ahlinya!

MULAI KONSULTASI

PopularNews

  • Jika Suami Tidak Berpenghasilan, Berapa Besarnya PTKP Istri?

    1447 shares
    Share 579 Tweet 362
  • Apakah Jasa Angkutan Umum Berplat Kuning Dikenai PPN?

    849 shares
    Share 340 Tweet 212
  • Batas Waktu Pengkreditan Bukti Potong PPh Pasal 23

    784 shares
    Share 314 Tweet 196
  • Apakah Pembelian Domain Website dikenakan PPh Pasal 23?

    693 shares
    Share 277 Tweet 173
  • Iuran BPJS dikenakan PPh Pasal 21?

    660 shares
    Share 264 Tweet 165
Copyright © 2025 PT Pratama Indomitra Konsultan

Pratama Institute

Logo Pratama Indomitra
  • Antam Office Tower B Lt 8 Jl. TB Simatupang No. 1 Jakarta Selatan Indonesia 12530
  • Phone : (021) 2963 4945
  • [email protected]
  • pratamaindomitra.co.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Konsultasi
  • Peraturan
    • Ringkasan Peraturan
    • Infografik
  • Insight
    • Buletin
  • Analisis
    • Artikel
    • Opini
  • Publikasi
    • Buku
    • Jurnal
  • Jasa Kami
    • Annual Report
    • Sustainability Report
    • Assurance Sustainability Report
    • Kajian Kebijakan Fiskal
    • Kajian Potensi Pajak dan Retribusi Daerah
    • Penyusunan Naskah Akademik
    • Analisis Ekonomi Makro
    • Survei
  • Liputan
    • Liputan Media
    • Webinar Pajak
  • Tentang Kami
    • Kontak Kami

© 2025 Pratama Institute - All Rights Reserved.