Pratama-Kreston Tax Research Center
No Result
View All Result
Jumat, 14 Maret 2025
  • Login
  • Konsultasi
  • Insight
    • Buletin
  • Analisis
    • Artikel
    • Opini
    • Infografik
  • Publikasi
    • Buku
    • Jurnal
    • Liputan Media
  • Jasa Kami
    • Annual Report
    • Sustainability Report
    • Assurance Sustainability Report
    • Kajian Kebijakan Fiskal
    • Kajian Potensi Pajak dan Retribusi Daerah
    • Penyusunan Naskah Akademik
    • Analisis Ekonomi Makro
    • Survei
      • Survei Objek Pajak Daerah
      • Survey Efektivitas Penyuluhan Pajak Daerah
      • Survei Kepuasan Masyarakat
    • Konsultasi Pajak Komprehensif
  • Tentang Kami
    • Kontak Kami
  • INDONESIA
Pratama-Kreston Tax Research Center
  • Konsultasi
  • Insight
    • Buletin
  • Analisis
    • Artikel
    • Opini
    • Infografik
  • Publikasi
    • Buku
    • Jurnal
    • Liputan Media
  • Jasa Kami
    • Annual Report
    • Sustainability Report
    • Assurance Sustainability Report
    • Kajian Kebijakan Fiskal
    • Kajian Potensi Pajak dan Retribusi Daerah
    • Penyusunan Naskah Akademik
    • Analisis Ekonomi Makro
    • Survei
      • Survei Objek Pajak Daerah
      • Survey Efektivitas Penyuluhan Pajak Daerah
      • Survei Kepuasan Masyarakat
    • Konsultasi Pajak Komprehensif
  • Tentang Kami
    • Kontak Kami
  • INDONESIA
Pratama-Kreston Tax Research Institute
No Result
View All Result

Peran Transfer Antarpemerintah dalam Memperkuat Kapasitas Fiskal Daerah

Pratama IndomitrabyPratama Indomitra
4 September 2023
in Artikel
Reading Time: 2 mins read
132 2
A A
0
ilustrasi peningkatan peneriamaan fiskal

ilustrasi peningkatan peneriamaan fiskal

153
SHARES
1.9k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Penulis: Gustofan Mahmud, S.Pd., M.Sc (Economic Policy Analyst of Pratama Institute for Fiscal Policy & Governance Studies)

Permasalahan kapasitas fiskal pemerintah daerah di Indonesia dalam mengumpulkan pendapatan daerah setelah desentralisasi fiskal merupakan hal yang penting untuk dianalisis. Sayangnya, sebagian besar literatur cenderung mengabaikan isu ini.

Selama ini para pengambil kebijakan dan akademisi menilai pemerintah daerah di Indonesia hanya mengandalkan transfer sebagai sumber utama pendapatan daerah tanpa meningkatkan pendapatan daerahnya secara mandiri.

Stigma seperti ini akan menghambat pencapaian tujuan utama penerapan otonomi fiskal di Indonesia, yaitu menciptakan kemandirian keuangan pemerintah daerah. Untungnya, bersama dengan Lewis (2005) dan Lewis dan Smoke (2015), temuan kami menolak pandangan terkait efek disinsentif transfer terhadap upaya memperoleh pendapatan daerah. Oleh karena itu, perlu ditegaskan kembali kepada pemerintah bahwa transfer yang dialokasikan ke daerah dapat menstimulasi penerimaan pajak daerah dengan meningkatkan kapasitas fiskal untuk membiayai belanja pelayanan publik daerah.

Selain itu, mendukung pemerintah daerah secara finansial untuk memenuhi kebutuhan konstituennya sangat penting untuk meningkatkan akuntabilitas pemerintah daerah dan membangun kepercayaan masyarakat. Dalam hal ini, kami menekankan pentingnya peran transfer antar pemerintah untuk meningkatkan kapasitas fiskal pemerintah daerah.

Selain itu, hasil penelitian kami di Indonesia berkontribusi pada diskusi mengenai desain sistem transfer antar pemerintah yang tepat, khususnya di negara-negara berkembang. Alokasi hibah pusat berdasarkan kinerja fiskal sering disebut-sebut sebagai cara efektif untuk memberikan insentif disiplin fiskal yang memadai kepada pemerintah daerah. Asumsi tersirat dari pernyataan tersebut adalah bahwa transfer pemerintah pusat mengurangi upaya pengumpulan pajak pemerintah daerah. Kami menekankan bahwa hal ini tidak terjadi di Indonesia dan transfer antar pemerintah mendorong pendapatan pajak daerah.

Selain itu, berdasarkan temuan kami, kami juga harus menekankan bahwa DAU harus dipertimbangkan secara lebih cermat untuk mengatasi ketidakseimbangan fiskal vertikal di Indonesia.

Selain potensi dampak insentif terhadap pendapatan asli daerah, transfer DAU di Indonesia lebih mudah dilakukan secara transparan dan tidak rentan terhadap diskresi dan manipulasi dibandingkan transfer yang didasarkan pada formula lain yang lebih kompleks. Seperti yang diamati di Ghana (Banful 2011) dan Senegal (Caldeira 2012), kompleksitas formula yang digunakan dalam mekanisme alokasi hibah cenderung meningkatkan risiko penangkapan politik. Terakhir, kami ingin menekankan bahwa penelitian tambahan diperlukan untuk menentukan apakah Indonesia merupakan pengecualian atau apakah temuan kami berlaku untuk negara-negara berkembang secara umum.

 

Tags: KemenkeuMenkeuPajak DaerahPajak Pertambahan NilaiPPhPrianto Budi Saptono
Share61Tweet38Send
Previous Post

Stimulus or Enforcement? How Intergovernmental Transfers Crowd-in Local Taxes in Indonesia

Next Post

Pokok Aturan Penyusutan dan Amortisasi sesuai PMK 72/2023

Pratama Indomitra

Pratama Indomitra

Related Posts

CTAS
Artikel

Mengapa CTAS Belum Siap?

24 Februari 2025
Artikel

Grey Area Peraturan ESG di Indonesia

21 Februari 2025
Pajak crazy rich
Analisis

Apakah Pajak Orang Kaya Mampu Mengurangi Ketimpangan?

21 Februari 2025
Lapor SPT
Artikel

Mengapa Wajib Pajak Masih Ragu Lapor SPT

21 Februari 2025
Analisis

Urgensi Reformasi Subsidi Elpiji

21 Februari 2025
Tax audit
Artikel

Menavigasi Sengketa Pajak di Indonesia

20 Februari 2025
Next Post

Pokok Aturan Penyusutan dan Amortisasi sesuai PMK 72/2023

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Instansi Anda memerlukan jasa berupa kajian kebijakan fiskal, pajak dan retribusi daerah, penyusunan naskah akademik, ataupun jasa survei?

Atau, Perusahaan Anda membutuhkan pendampingan dalam menyusun Laporan Tahunan (Annual Report) atau Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report)?

Konsultasikan kepada ahlinya!

MULAI KONSULTASI

PopularNews

  • Jika Suami Tidak Berpenghasilan, Berapa Besarnya PTKP Istri?

    1447 shares
    Share 579 Tweet 362
  • Apakah Jasa Angkutan Umum Berplat Kuning Dikenai PPN?

    849 shares
    Share 340 Tweet 212
  • Batas Waktu Pengkreditan Bukti Potong PPh Pasal 23

    784 shares
    Share 314 Tweet 196
  • Apakah Pembelian Domain Website dikenakan PPh Pasal 23?

    693 shares
    Share 277 Tweet 173
  • Iuran BPJS dikenakan PPh Pasal 21?

    660 shares
    Share 264 Tweet 165
Copyright © 2025 PT Pratama Indomitra Konsultan

Pratama Institute

Logo Pratama Indomitra
  • Antam Office Tower B Lt 8 Jl. TB Simatupang No. 1 Jakarta Selatan Indonesia 12530
  • Phone : (021) 2963 4945
  • [email protected]
  • pratamaindomitra.co.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Konsultasi
  • Peraturan
    • Ringkasan Peraturan
    • Infografik
  • Insight
    • Buletin
  • Analisis
    • Artikel
    • Opini
  • Publikasi
    • Buku
    • Jurnal
  • Jasa Kami
    • Annual Report
    • Sustainability Report
    • Assurance Sustainability Report
    • Kajian Kebijakan Fiskal
    • Kajian Potensi Pajak dan Retribusi Daerah
    • Penyusunan Naskah Akademik
    • Analisis Ekonomi Makro
    • Survei
  • Liputan
    • Liputan Media
    • Webinar Pajak
  • Tentang Kami
    • Kontak Kami

© 2025 Pratama Institute - All Rights Reserved.