Pratama-Kreston Tax Research Center
No Result
View All Result
Jumat, 14 Maret 2025
  • Login
  • Konsultasi
  • Insight
    • Buletin
  • Analisis
    • Artikel
    • Opini
    • Infografik
  • Publikasi
    • Buku
    • Jurnal
    • Liputan Media
  • Jasa Kami
    • Annual Report
    • Sustainability Report
    • Assurance Sustainability Report
    • Kajian Kebijakan Fiskal
    • Kajian Potensi Pajak dan Retribusi Daerah
    • Penyusunan Naskah Akademik
    • Analisis Ekonomi Makro
    • Survei
      • Survei Objek Pajak Daerah
      • Survey Efektivitas Penyuluhan Pajak Daerah
      • Survei Kepuasan Masyarakat
    • Konsultasi Pajak Komprehensif
  • Tentang Kami
    • Kontak Kami
  • INDONESIA
Pratama-Kreston Tax Research Center
  • Konsultasi
  • Insight
    • Buletin
  • Analisis
    • Artikel
    • Opini
    • Infografik
  • Publikasi
    • Buku
    • Jurnal
    • Liputan Media
  • Jasa Kami
    • Annual Report
    • Sustainability Report
    • Assurance Sustainability Report
    • Kajian Kebijakan Fiskal
    • Kajian Potensi Pajak dan Retribusi Daerah
    • Penyusunan Naskah Akademik
    • Analisis Ekonomi Makro
    • Survei
      • Survei Objek Pajak Daerah
      • Survey Efektivitas Penyuluhan Pajak Daerah
      • Survei Kepuasan Masyarakat
    • Konsultasi Pajak Komprehensif
  • Tentang Kami
    • Kontak Kami
  • INDONESIA
Pratama-Kreston Tax Research Institute
No Result
View All Result

Siapa Itu ‘Stakeholder’ dalam Sustainability Report?

Ismail KhozenbyIsmail Khozen
30 September 2024
in Analisis, Artikel
Reading Time: 4 mins read
128 8
A A
0
155
SHARES
1.9k
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Di dalam penyusunan Sustainability Report, terdapat satu elemen yang sangat penting, yaitu stakeholder atau pemangku kepentingan. Siapa mereka, dan mengapa mereka begitu penting dalam konteks keberlanjutan perusahaan?

Menurut laporan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) yang berjudul OECD Due Diligence Guidance for Responsible Business Conduct (2018), stakeholder didefinisikan sebagai individu atau kelompok yang memiliki kepentingan, baik yang terpengaruh atau berpotensi terpengaruh oleh aktivitas organisasi. Dalam konteks bisnis, stakeholder bisa mencakup berbagai pihak seperti mitra bisnis, organisasi masyarakat sipil, konsumen, karyawan, pemerintah, komunitas lokal, investor, pemasok, hingga serikat pekerja.

Dalam standar Global Reporting Initiative (GRI), stakeholder adalah mereka yang memiliki kepentingan sehingga disebut sebagai ‘stake’, yaitu sesuatu yang bernilai/penting bagi individu atau kelompok dan bisa terpengaruh oleh aktivitas perusahaan. Kepentingan tersebut bisa begitu beragam, mulai dari isu ekonomi, sosial, hingga lingkungan.

Tidak semua kepentingan memiliki bobot yang sama, dan tidak semua kepentingan yang ada harus diperlakukan setara. Misalnya, hak asasi manusia (HAM) adalah kepentingan yang dianggap mendasar karena sifatnya yang inheren dan diatur oleh hukum internasional. Dampak negatif yang paling vital dari suatu organisasi sering kali terkait dengan pelanggaran terhadap HAM.

Kategori Stakeholder dalam SR

Di dalam penyusunan Sustainability Report, stakeholder terdiri dari beberapa kategori dan masing-masing memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Berikut adalah beberapa kategori umum dari stakeholder yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan laporan keberlanjutan:

  1. Karyawan maupun Pekerja Lainnya. Mereka yang masuk dalam kategori ini di antaranya adalah pekerja di perusahaan itu sendiri maupun pekerja di dalam rantai pasokan perusahaan. Kebijakan dan praktik di perusahaan seperti kondisi kerja, upah, dan keselamatan kerja sangat berpengaruh terhadap mereka. Sebagai contoh, jika perusahaan gagal menyediakan lingkungan kerja yang aman maka akan berdampak langsung pada kesejahteraan pekerja.
  2. Mitra Bisnis dan Pemasok. Hubungan perusahaan dengan pemasok dan mitra bisnisnya sangat penting dalam memastikan keberlanjutan perusahaan. Praktik yang tidak bertanggung jawab dalam rantai pasokan bisa menjadi sorotan bagi pemangku kepentingan. Dalam konteks ini misalnya upah buruh yang rendah atau penggunaan bahan baku yang tidak berkelanjutan
  3. Masyarakat dan Komunitas Lokal. Masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi operasi perusahaan juga merupakan stakeholder penting. Aktivitas perusahaan seperti pembuangan limbah, emisi karbon, dan penggunaan sumber daya alam bisa berdampak langsung terhadap kehidupan mereka. Oleh karena itu, keberlanjutan perusahaan harus mempertimbangkan dampak terhadap komunitas lokal, baik dampak negatif seperti polusi maupun dampak positif seperti penciptaan lapangan kerja.
  4. Investor dan Pemegang Saham. Investor semakin menyadari pentingnya keberlanjutan sebagai faktor penting yang memengaruhi keputusan investasi mereka. Menurut data dari Global Sustainable Investment Alliance (GSIA), lebih dari USD 30,3 triliun aset global dikelola berdasarkan strategi investasi berkelanjutan pada tahun 2022. Hal ini menandakan bahwa perusahaan yang tidak menunjukkan komitmen keberlanjutan kemungkinan akan kehilangan akses ke sumber pendanaan.
  5. Konsumen dan Pelanggan. Di era modern ini, konsumen semakin peduli terhadap dampak sosial dan lingkungan dari produk yang mereka beli. Perusahaan yang transparan dalam praktik bisnis berkelanjutan akan lebih dihargai oleh konsumen yang sadar lingkungan sehingga dapat meningkatkan reputasi dan loyalitas pelanggan atas merek tersebut.
  6. Serikat Pekerja dan LSM. Organisasi seperti serikat pekerja dan LSM biasanya memainkan peran sebagai representasi mereka yang terkena dampak kebijakan perusahaan tetapi mungkin tidak dapat menyuarakan kepentingan mereka sendiri. Karena itu, kolaborasi perusahaan dengan organisasi serikat pekerja dapat membantu perusahaan agar lebih bisa memahami dan mengelola dampak sosial dari aktivitas mereka.
Contoh Stakeholder Mitsubishi

Mengapa Stakeholder Penting?

Mengidentifikasi dan melibatkan stakeholder dalam penyusunan Laporan Keberlanjutan atau Sustainability Report merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa laporan tersebut akurat dan dapat dipercaya. Dengan melibatkan stakeholder, perusahaan bisa memperoleh informasi penting terkait dampak-dampak yang mungkin tidak disadari sebelumnya, baik dampak positif maupun negatif. Selain itu, pelibatan mereka juga memungkinkan perusahaan untuk memahami risiko yang mungkin timbul dari operasi bisnis yang dijalankan.

Menurut GRI Standards, dampak yang dialami stakeholder bisa bersifat negatif atau positif, tergantung pada bagaimana organisasi menjalankan operasinya. Stakeholder yang terkena dampak negatif akan memerlukan upaya pemulihan atau ganti rugi dari perusahaan. Misalnya, perusahaan bertanggung jawab atas pekerja yang terpapar bahaya di tempat kerja.

Di sisi lain, stakeholder yang menerima dampak positif juga penting untuk diungkap dalam laporan keberlanjutan. Sebagai contoh, warga sekitar atau komunitas lokal yang mendapat manfaat dari program pemberdayaan masyarakat perusahaan merupakan hal penting untuk dilaporkan.

Dalam menyusun Sustainability Report, penting bagi perusahaan untuk mendokumentasikan konsen dari para stakeholder yang terlibat. Transparansi dalam pelaporan keberlanjutan tidak hanya meningkatkan reputasi perusahaan, melainkan juga membantu perusahaan mengidentifikasi risiko dan peluang untuk memperbaiki dampak negatif yang mungkin terjadi.

Di Pratama Institute, kami menyediakan jasa penyusunan Sustainability Report dengan memperhatikan suara dan kepentingan para stakeholder. Dengan pengalaman dalam penyusunan serta penelitian yang mendalam, kami berkomitmen membantu perusahaan mengungkapkan informasi yang relevan dan bermanfaat dalam laporan keberlanjutan mereka. Nantinya, dampak positif yang dirasakan para stakeholder dapat diungkap dengan baik, sedangkan dampak negatifnya dapat diantisipasi di periode berikutnya.

Tags: CSR ReportESG ReportJasa Sustainability ReportKonsultan Sustainability ReportLaporan KeberlanjutanPemangku KepentinganStakeholderSustainability Report
Share62Tweet39Send
Previous Post

Pajak Progresif: Konsep, Implementasi, dan Relevansinya

Next Post

Mengeruk Potensi Kekayaan Crazy Rich

Ismail Khozen

Ismail Khozen

Manager Pratama Institute. Pengajar di Departemen Ilmu Administrasi Fiskal, Universitas Indonesia.

Related Posts

CTAS
Artikel

Mengapa CTAS Belum Siap?

24 Februari 2025
Artikel

Grey Area Peraturan ESG di Indonesia

21 Februari 2025
Pajak crazy rich
Analisis

Apakah Pajak Orang Kaya Mampu Mengurangi Ketimpangan?

21 Februari 2025
Lapor SPT
Artikel

Mengapa Wajib Pajak Masih Ragu Lapor SPT

21 Februari 2025
Analisis

Urgensi Reformasi Subsidi Elpiji

21 Februari 2025
Tax audit
Artikel

Menavigasi Sengketa Pajak di Indonesia

20 Februari 2025
Next Post
Pajak crazy rich alias orang kaya

Mengeruk Potensi Kekayaan Crazy Rich

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Instansi Anda memerlukan jasa berupa kajian kebijakan fiskal, pajak dan retribusi daerah, penyusunan naskah akademik, ataupun jasa survei?

Atau, Perusahaan Anda membutuhkan pendampingan dalam menyusun Laporan Tahunan (Annual Report) atau Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report)?

Konsultasikan kepada ahlinya!

MULAI KONSULTASI

PopularNews

  • Jika Suami Tidak Berpenghasilan, Berapa Besarnya PTKP Istri?

    1447 shares
    Share 579 Tweet 362
  • Apakah Jasa Angkutan Umum Berplat Kuning Dikenai PPN?

    849 shares
    Share 340 Tweet 212
  • Batas Waktu Pengkreditan Bukti Potong PPh Pasal 23

    784 shares
    Share 314 Tweet 196
  • Apakah Pembelian Domain Website dikenakan PPh Pasal 23?

    693 shares
    Share 277 Tweet 173
  • Iuran BPJS dikenakan PPh Pasal 21?

    660 shares
    Share 264 Tweet 165
Copyright © 2025 PT Pratama Indomitra Konsultan

Pratama Institute

Logo Pratama Indomitra
  • Antam Office Tower B Lt 8 Jl. TB Simatupang No. 1 Jakarta Selatan Indonesia 12530
  • Phone : (021) 2963 4945
  • [email protected]
  • pratamaindomitra.co.id

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist

No Result
View All Result
  • Konsultasi
  • Peraturan
    • Ringkasan Peraturan
    • Infografik
  • Insight
    • Buletin
  • Analisis
    • Artikel
    • Opini
  • Publikasi
    • Buku
    • Jurnal
  • Jasa Kami
    • Annual Report
    • Sustainability Report
    • Assurance Sustainability Report
    • Kajian Kebijakan Fiskal
    • Kajian Potensi Pajak dan Retribusi Daerah
    • Penyusunan Naskah Akademik
    • Analisis Ekonomi Makro
    • Survei
  • Liputan
    • Liputan Media
    • Webinar Pajak
  • Tentang Kami
    • Kontak Kami

© 2025 Pratama Institute - All Rights Reserved.